Ade Vampir: 100 Hari Kerja Bupati Pangandaran Bukan Ajang Pamer, Tapi Momen Konsolidasi

PANGANDARAN, suryapangandarannews.com – Pemerhati kebijakan publik Kabupaten Pangandaran, Ade Jenal Mutaqqin, SH atau yang akrab disapa Ade Vampir, menilai bahwa masa 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran sebaiknya tidak dimaknai sebagai ajang unjuk pencapaian instan. Menurutnya, waktu tersebut lebih tepat digunakan sebagai masa konsolidasi dan penanaman kepercayaan publik.

“Sekalipun belum ada dasar ilmiah atau ketentuan hukum yang secara eksplisit mengatur tentang 100 hari kerja, angka ini sudah menjadi patokan simbolik dalam politik Indonesia,” ujar Ade kepada wartawan, Kamis  (5/6/2025).

Ia menekankan, penilaian terhadap kinerja pemerintahan dalam 100 hari pertama sebetulnya lebih bersifat emosional dan simbolik, bukan berbasis substansi.

“Mungkin ini lebih cocok disebut sebagai ‘klenik politik’. Masyarakat ingin melihat pertanda awal dari kepemimpinan baru. Tapi harus dipahami bahwa membangun daerah tidak bisa disamakan dengan membuat mi instan,” katanya.

Ade mengingatkan bahwa desakan untuk menampilkan hasil cepat sering kali mendorong pemerintah daerah mengambil langkah populis yang hanya bersifat kosmetik.

“Membesar-besarkan pencapaian kecil untuk meraih simpati publik adalah jebakan politik performatif. Padahal, masyarakat sebenarnya lebih menghargai keterbukaan proses daripada sekadar narasi pencitraan,” tambahnya.

Menurutnya, selama masa 100 hari, pemerintah sebaiknya memprioritaskan dialog dengan masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan. Mendengarkan aspirasi rakyat dan menyusun strategi jangka panjang dianggap lebih penting daripada sekadar membuat kebijakan “satu rasa untuk semua”.

“Jangan terjebak pada ilusi keberhasilan instan. Kita membangun Pangandaran, bukan menyeduh mie tiga menit. Daerah ini adalah organisme hidup yang kompleks,” ujar Ade.

Ia juga menyebut bahwa tekanan dari media dan masyarakat dalam periode ini memang dapat menjadi pemacu semangat kerja awal. Namun, ia menegaskan bahwa kecepatan bukan pengganti arah dan perencanaan jangka panjang yang matang.

“Seratus hari pertama lebih cocok digunakan untuk menyatukan visi internal pemerintahan, menyusun peta jalan pembangunan, dan membangun kepercayaan publik secara tulus,” tegasnya.

Sebagai pemerhati kebijakan publik sekaligus bagian dari fungsi pengawasan terhadap jalannya pemerintahan di Kabupaten Pangandaran, Ade Vampir menyampaikan pesan damai sekaligus sindiran halus terhadap gaya kepemimpinan Citra Pitriyami.“Rakyat itu paham. Tidak berharap bandara selesai dalam 100 hari. Tapi mereka ingin tahu, ke mana kapal ini akan diarahkan. Maka tunjukkan arah, bukan drama,” tutupnya. (Hrs)

  • Related Posts

    Jeje Wiradinata Resmi Serahkan Jabatan, Citra Pitriyami dan Ino Darsono Siap Pimpin Pangandaran

    Surya Pangandaran News Proses serah terima jabatan Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran berlangsung khidmat di Gedung Paripurna DPRD Kabupaten Pangandaran, Selasa (4/3). Dalam momen tersebut, Jeje Wiradinata resmi menyerahkan jabatannya…

    KPU Pangandaran Berikan Santunan Untuk Anak Yatim Piatu

    |SPNews|Pangandaran| KPU Kabupaten Pangandaran melaksanakan kegiatan santunan dan doa bersama anak yatim piatu pada Jumat, 13 Desember 2024, bertempat di lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Pangandaran. Kegiatan ini merupakan salah satu…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *