
Pangandaran, suryapangandarannews.com – Pemerintah Kabupaten Pangandaran resmi menggulirkan program Pendidikan Karakter Melesat, sebuah inisiatif yang menekankan pembentukan karakter peserta didik melalui pendekatan spiritual, moral, dan nasionalisme. Program ini bertujuan membentuk generasi yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga berakhlak mulia, sehat jasmani, dan memiliki semangat cinta tanah air.
Sejalan dengan pemikiran Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, pendidikan di Pangandaran kini tidak lagi dipahami sebatas transfer ilmu. Lebih dari itu, pendidikan dimaknai sebagai upaya menyeluruh dalam membentuk manusia yang pintar, cageur, dan benar—yakni cerdas dalam berpikir, sehat dalam jasmani, dan mulia dalam perilaku.
Sebagai bagian dari program ini, seluruh siswa di Kabupaten Pangandaran diwajibkan melaksanakan sholat berjamaah setiap menjelang waktu Dhuha. Aktivitas ini dilakukan di berbagai ruang yang memungkinkan, seperti mushola sekolah, aula, hingga ruang kelas, dengan imam dari guru kelas masing-masing.
Selain itu, pada setiap hari Jumat, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) diberi tanggung jawab untuk mengajarkan dan mempraktikkan tata cara sholat yang benar serta membimbing siswa dalam membaca dan menulis Al-Qur’an, bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
Bupati Pangandaran, Citra Pitriyami, S.H., menegaskan bahwa program ini lahir dari keprihatinan akan tantangan karakter generasi muda di tengah kemajuan zaman. Menurutnya, kecerdasan tanpa akhlak hanya akan melahirkan individu cerdas yang tidak memiliki arah moral.
“Kami ingin membentuk generasi Pangandaran yang tidak hanya pandai secara akademik, tetapi juga berjiwa kuat, berakhlak mulia, dan mencintai bangsanya. Pendidikan harus membentuk manusia seutuhnya, bukan hanya penghafal teori,” ujar Bupati saat membuka sosialisasi program di aula Setda kabupaten Pangandaran, Senin (02/06/2025).
“Melalui program Pendidikan Karakter Melesat, kami ingin memperkuat nilai-nilai luhur sejak dini. Pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah, tapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai orang tua, pemerintah, dan masyarakat,” tambahnya.
Selain pendidikan, Pemerintah Kabupaten Pangandaran juga mendorong transformasi layanan publik lainnya, terutama di bidang kesehatan masyarakat. Pemerintah menyediakan layanan jemputan khusus bagi pasien miskin dan kelompok rentan, seperti disabilitas, ibu hamil dengan kondisi darurat, pasien stroke, hingga korban kecelakaan.
Inovasi ini dilakukan untuk menjamin setiap warga memperoleh akses kesehatan yang adil dan cepat. Waktu tunggu pelayanan ditargetkan kurang dari 60 menit, dengan prioritas rujukan ke RSUD Pandega. Bahkan untuk rujukan ke luar daerah, telah dibentuk unit layanan khusus di setiap puskesmas dan rumah sakit yang bertugas mengurus administrasi pasien.
“Kesehatan dan pendidikan adalah dua sayap utama dalam membangun masyarakat sejahtera. Maka kami integrasikan keduanya agar lahir generasi masa depan yang kuat secara fisik dan mental,” kata Bupati Citra dalam kesempatan terpisah.
Untuk menjamin kelancaran dan efektivitas program, evaluasi akan dilakukan setiap dua minggu sekali, dipimpin langsung oleh Bupati Pangandaran. Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan juga ditugaskan melakukan pengawasan, pendampingan, dan pelaporan berkala terhadap implementasi di lapangan.
Dengan peluncuran program ini, Kabupaten Pangandaran menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan pendidikan yang bermakna dan layanan publik yang berpihak kepada rakyat. Harapannya, langkah ini menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam membangun masa depan bangsa melalui investasi karakter dan kemanusiaan. (Hrs)